Puruk Sandukui

Facts

Photos

Bagging It!

Puruk Sandukui is incredibly difficult to get to – it takes several  days from the nearest city of Palangkaraya. This may explain why there are so few images of it available online. Apparently, a team of students from Universitas Indonesia climbed it in August 2017! If Puruk Sandukui was better known, it would perhaps be one of the most celebrated natural landmarks in Southeast Asia. Known also as Bukit Telunjuk (‘Index Finger Hill’), this remote mountain features a 250-metre vertical stone cliff pinnacle as its peak. Apparently the closest village to Puruk Sandukui is Tumbang Masukih, approximately 10 kilometres away.

Practicalities

    • Getting there: Several days from Palangkaraya – see comment below.
    • Accommodation: No hotels so simple homestays currently the only option.
    • Permits: Unknown
    • Water sources: Unknown
Local Average Monthly Rainfall (mm): kumai

Location

7 thoughts on “Puruk Sandukui”

  1. 1. Mohon informasi penulisan nama geografi yang sesuai dengan bahasa setempat apa, ya? Soalnya ada yang menulis Puruk Sanduki, Puruk Sandukuy, Puruk Sanduku.

    2. Arti nama geografinya apa?
    Puruk =
    Sanduki/Puruk Sandukuy/Puruk Sanduku (yang betul yang mana?) =

    Terimakasih. Salam,
    T Bachtiar

    1. Hello there. The answer is ‘not sure’. But the difference between Sandukui and Sandukuy is very small, so what does it matter, and how can you choose which one is more ‘official’ than the other, especially in a country where even a large city like Yogyakarta / Jogjakarta has multiple acceptable spellings? Who decides which is the ‘correct’ spelling? It’s not easy to answer that question…

  2. A bit more information thanks to Kecamatan Miri Manasa.

    “Banyak Kerjaan Kantor, karena untuk masuk ke Bloger harus datang ke Ibukota Kabupaten karena wilayah Kecamatan Kami belum ada Sinyal HP dan Internetnya…ya terima kasih atas kunjungannya…

    saya menjelaskan singkat saja….
    Untuk datang ke Puruk Sandukui anda datang ke Kalteng (Palangka Raya) arah Ke Kuala Kurun (Kabupaten Gunung Mas) dan Langsung ke Kecamatan Miri Manasa naik Das Sei Miri, untuk kedaerah tersebut untuk sarana transportasi masih bisa karena Gunung tersebut berada pada Area Bekas PT. Hutan Domas raya sementara ini jalan menuju kesana cukup menantang hanya Jenis Mobil Doble Gardan atau sejenis Hartop saja yang saya rekomendasikan Kesana….untuk Wilayahnya anda pasti tidak akan Menyesal serta di bawah Puruk Tersebut Ada Hulu Sei Miri dan Apabila anda suka Memancing…disana tempat yang mantap karena Jenis Ikan Sapan masih banyak dan apabila kesana musim Kemarau saja karena Sulitnya jalan menuju Lokasi tersebut….untuk saat ini Pemda Kab. Gunung Mas masih melakukan Perawatan Jalan menuju Wilayah Kecamatan Miri Manasa…”

    Rough English version…

    “To come to Puruk Sandukui you come to Central Kalimantan (Palangkaraya) then towards Kuala Kurun (Gunung Mas District) and direct to the District of Miri Manasa up the Das Sei Miri… as the Mount is located on the Area Bekas PT. Hutan Domas road and the way to get there it is quite challenging, the only recommended means of transport can be Doble Gardan Car or similar Hartop type for the territory there ….
    You definitely will not regret visiting and under the Puruk there is Hulu Sei Miri if you like fishing .. .there it is great for the Sapan fish type as there are still a lot. It’s best to go in the dry season because of difficulty of the path to the location …. for now the local government district. Gunung Mas is still doing road building work toward Miri Manasa District….”

    1. fadli febrian

      hallo mas, saya sangat tertarik dengan tebing puruk sandukui, saya sedang mencari informasi mengenai tebing itu, bolehkah saya meminta kontak anda, email atau no tlp untuk saya hubungi ?

      terimakasih

  3. Just read a blog about going fishing in the area near this remarkable peak. There’s a rare new photo of Puruk Sandukui on this page too…

    https://mirimanasa.blogspot.co.id/2016/05/mencari-ikan-ke-hulu-miri.html

    ” MENCARI IKAN KE HULU MIRI
    KEGIATAN REFRESHING PEGAWAI KANTOR KECAMATAN MIRI MANASA
    KE HULU SUNGAI MIRI

    Pada saat musim kemarau tahun lalu kami Pegawai di Kecamatan Miri Manasa berencana memanfaatkan waktu lowong untuk pergi mencari Ikan Sapan di Hulu Sungai Miri. Banyak hal yang dibutuhkan terutama alat mancing / jala, garam untuk mengasinkan ikan, tempat tidur dan bahan kebutuhan pribadi masing – masing yang ikut tur Hulu Miri.

    Kami sudah ada janji dengan Sekdes Desa Mangkuhung : Sakimin atau lebih dikenal dengan Nama Jagau, dan berjanji akan bertemu di persimpangan jalan HPH Perusahaan PT HDR. Kebetulan jalan ini sudah tidak digunakan dan menjadi sarana jalan masyarakat ke Kekacaman untuk mengurus segala administrasi yang menyangkut dengan Pelayanan yang di berikan oleh Pemerintah. Karena dialah salah satu penunjuk jalan ke arah tersebut dan dirasa mampu membimbing kami ke Tujuan.

    Kami berangkat menggunakan 6 motor karena hanya motor saja yang bisa sampai ke dekat tempat tujuan, Jarak dari Kelurahan Tumbang Napoi ke wilayah simpang jalan tersebut sekitar 13 km dan jalan yang berlubang dan bukit tinggi, walaupun begitu perjalanan ini menyenangkan karena pertama kali kami menuju ke hulu Miri untuk menangkap Ikan karena dari cerita teman2 yang pernah kesana ikan – ikan Sapan sangat banyak seperti sebuah kolam, maklum karena musim kemarau jadi ada daerah aliran sungai yang berkubang agak dalam sehingga disitulah ikan – ikan berkumpul.

    Kami berangkat berjumlah 7 orang yaitu Enal/Camat, Jhonson, Sekcam, Sukur/Kasi PMD, Anwar / Staf, Pepey/ Perawat dari Puskesmas serta ada masyarakat 1 orang yaitu Bapa Atis dan juga Sekdes Desa Mangkuhung yaitu Jagau.

    Perjalanan dari simpang jalan ke tempat tujuan lumayan jauh yaitu hampir semua perjalanan menanjak gunung dan bukit yang terjal jadi dibutuhkan kendaraan yang siap tempur sampai kesana, contohnya jenis Trail untuk menyesuaikan dengan Medannya. Sekitar 4 Jam perjalanan kami sampai ke tujuan atau tempat motor di parkir ya maksudnya dipinggir jalan saja karena disana tidak ada parkiran…

    Setelah menurunkan semua perlengkapan dari motor kami istirahat sejenak dipinggir sungai Raca dan merencanakan bermalam di muara Sungai raca tersebut untuk membuat pondok / tingkap ya untuk menghadapi malam yang dingin maklum dihulu sungai daerahnya sangat dingin karena ketinggian dan sungainya berbatu.

    Setelah berkerjasama membuat pondok dan merapikan tempat bermalam kami membuat api untuk memasak kebetulan kami bertemu dengan masyarakat disitu baru mau pulang dari mencari Burung Kacer, Cucak Rowo dan ada juga membawa ikan Sapan ya kami memintanya dan diberikan beberapa ekor ukuran betis kaki lelaki dewasa diperkirakan sekitar 2 Kg per ekor dan menginformasikan bahwa daerah atau tempat yang bagus mencari ikan adalah daerah muara sungai Jaranoi sekitar 1 km naik dari Muara Sungai Raca.

    Kami memasang jala di depan sungai Raca malam itu berharap mendapat hasil yang maksimal tetapi setelah mengangkat jala ternyata ikan disitu tidak seperti yang diharapkan. Sehingga malam itu kami berencana esoknya ke tempat yang di beritahukan tadi. Sekedar info bahwa daerah sungai miri terutama dibagian hulu jangan sampai memasang jala dan ditinggalkan semalaman karena apabila ada hujan maka jala anda pasti akan hilang – robek karena di hulu miri terkenal dengan air bahnya jadi untuk lebih amannya lihat keadaan cuaca dulu karena apabila mendadak hujan maka tidak ada hasil yang anda dapatkan.

    Pada malam itu kami berbagi tim ada yang berburu kijang rusa dll ada juga yang memasang jala serta memanah Ikan karena pada malam hari ikan cenderung mudah dipanah / ditombak dan ada juga yang menjadi Koki.

    Keesokan harinya dari Hasil yang kami dapatkan malam tadi di Muara Sungai raca hanya beberapa Kg saja ikan dan 1 ekor ular Piton jadi bagi yang suka makan ular pasti di ambil dan dimakannya.

    Pukul 09.00 setelah sarapan pagi kami pergi dengan membawa peralatan menangkap ikan ke arah Muara Sungai Jaranoi, mudik arah sungai miri dari Muara Sungai Raca. Dan memang setalah sampai kami melihat pemandangan yang indah yaitu Puruk Batu Telunjuk / bahasa dayak ngajunya Puruk Sandukui. Kami menyempatkan mendokumentasikan hal tersebut serta tidak lama kemudian kami sampai ke muara Sungai Jaranoi dan melihat Ikan Sapan Kasuhui dan Romi yang sangat banyak dan besar – besar rata – rata 2 Kg per ekor ya seperti sebuah Kolam Ikan alami.

    Wow semua nya terbayar sudah dengan berbagai macam rintangan dalam perjalanan baik itu kerusakan motor, maupun mendorong motor karena amblas dll. Kami memasang jala dan membuat kegaduhan di bawah pohon – pohon yang kami yakini sebagai saran ikan sehingga mereka berlarian ke arah jala yang telah dipasang kami. dan hasilnya memang sangat memuaskan sekitar 2 Karung besar 50 kg lebih kami dapatkan ikan Sapan tersebut untuk dibawa pulang.

    Setiap selesai kami mendapatkan ikan, kami melakukan proses penyiangan / pengasinan ikan agar ikan tersebut tidak busuk ketika sampai dirumah. Ya dengan jarak yang cukup jauh mustahil dapat membawa ikan yang segar kecuali membawa kotak pendingin sedangkan kalo membawa dengan motor hal tersebut tidak bisa dilakukan mengingat jalannya yang super memacu adrenalin.

    Demikianlah pengalaman kami di Hulu Sungai Miri semoga wilayah /tempat ini menjadi destinasi Wisata dan tempat Paporit Pencari Ikan seperti Mancing Mania dll.”

  4. Wow, looks interesting. Any info on the climb to summit? whether is there any established routes, sports or trad?
    Looks very2 interesting.
    If anyone is looking to scale it, I’m interested to join in.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top